NURFITRIA'S SITE: You’re Smile And My Spirit - Part 1

Rabu, 19 Desember 2012

You’re Smile And My Spirit - Part 1


Genre : Romance

Kejora’s room, 19.00
Memutar balik kisah klasik antara aku dengannya, mungkin lebih tepatnya rasaku dengannya. Sudah hampir 5 tahun aku meninggalkan kamar ini, kamar yang penuh dengan memori-memori indah dengannya. Tempat yang menjadi saksi bisu kisah klasik dalam hidupku. Semuanya masih tertata dengan rapi, tak ada yang berubah satu pun dari kamar ini, masih memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Ku telusuri setiap sudut ruangan ini dan sejenak ku berhenti di sebuah meja kayu yang dahulu ku pakai untuk belajar. Mataku tertuju pada sebuah kertas yang dulu ku tempel di meja itu.

*******

Tulisan ini selalu menjadi sumber semangat baruku ketika sedang down. “Ka bintang, aku kangen…”lirih kejora. Seketika kenangan-kenangan masa kecilnya bermunculan di benaknya. Lamunan kejora menghilang ketika ada sesosok wanita paruh baya membelai rambut panjangnya secara tiba-tiba. “ra, ayo turun ke bawah, kita makan malam bersama”ajak sang ibu. Kejora menatap dalam mata sang ibu dan tanpa sadar otot-otot tubuhnya memerintahnya untuk memeluk ibunya. “bu… aku kangen sekali, aku kangen saat ibu membelai rambutku, ketika ibu menasihatiku bahkan ketika ibu memarahiku ketika aku nakal, aku kangen semuanya. Dan semua itu tidak aku dapatkan di negeri adi daya Amerika, ya walaupun aku sering menelepon ibu tapi kan rasanya berbeda sekali, tidak seperti sekarang ini ketika aku berada di samping ibu” protes kejora. Ibu hanya bisa tersenyum melihat anaknya tidak berubah sama sekali setelah tinggal di Amerika selama 5 tahun untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas nomor satu di dunia Masschussets Institute of Technology (MIT) karena mendapatkan beasiswa untuk kuliah disana dan setahun bekerja sebagai IT staff di salah satu perusahaan ternama di Amerika. Kebudayaan barat yang mengandung nilai moral yang sangat berbanding terbalik dengan kebudayaan timur tidaklah merubah sikap maupun sifat kejora yang polos dan menggemaskan. 
Dining room, 19.20
Di meja makan terdapat dua orang lelaki yang sedang menyantap makanannya dengan lahap. Dia Ayah dan Kakak laki-lakiku. Kami ini keluarga yang sederhana dan cukup harmonis. Kami selalu menyempatkan makan malam bersama setelah menjalankan aktivitas kami seharian di luar. Dengan mulut yang masih penuh dengan makanan kakakku membuka percakapan, “Kau curang, pulang tidak memberi kabar. Kalau kau memberiku kabar akan pulang hari ini sebelumnya aku akan….”. 
“Akan menjemputku??“celetuk kejora memotong pembicaraan kakaknya. 
“Anio... aku akan memberitahumu daftar oleh – oleh yang sudah kusiapkan.“ Tegas Ka Kenzie.
“Aiiissh, kau itu sangat menyebalkan, kupikir sifat menyebalkanmu akan terkikis oleh usiamu, tapi ternyata kau tak pernah berubah. Apa kau tidak kangen dengan adik manis di sampingmu ini? Harusnya kau menjemputku dan menyambutku dengan pelukkan. Tapi rasanya itu tidak mungkin kau lakukan, terlalu tabuh untukkmu melakukan itu. Hahhaha“ ejek kejora.
“Agh... sudahlah makan makananmu itu, kalau kau sudah berbicara tidak ada titiknya“ Keluh Kenzie berdecak kesal atas ejekkan yang dilakukan adik kesayangannya itu.
Sejenak suasana menjadi hening, kami melanjutkan santapan makan malam yang begitu nikmat. 
Kejora room’s, 20.15
Merebahkan tubuh di ranjang yang sudah lama tidak dia tiduri. Lantunan instrumen piano dan biola menggema di ruangan ini. Kejora memang sangat suka musik instrumen sejak kecil apalagi jika di dengarkan ketika ingin tidur, rasanya seperti merelaksasikan otak yang mungkin sudah lelah untuk berpikir ketika menjalankan aktivitas seharian. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan terdapat sesosok laki-laki yang berjalan ke arahnya. Kejora pun terbangun dari tidurnya dan duduk bersandar di dinding. 
“Kenzieeee, jangan di matikan. Aku sedang menikmati malam pertamaku kembali kerumah kau malah mengacaukannya“. Teriak Kejora.Jarak di antara kami hanya berbeda 3 tahun jadi terkadang aku suka memanggil namanya saja. 
“Suara musikmu terdengar sampai ke kamarku, aku jadi terbangun dan tidak bisa tidur“. Ucap Kenzie seraya mengucek-ngucek matanya yang sepertinya dia masih setengah sadar.
Kenzie akan selalu tidur lebih awal karena dia kelelahan setelah seharian bekerja, apalagi jika akhir bulan seperti sekarang ini dia pasti akan selalu melembur di kantornya untuk menyelesaikan laporan-laporan yang harus dibuatnya dan pulang hingga larut malam. Sudah seminggu kemarin Kenzie melembur dan hari ini sudah berakhir masa-masa lemburnya. Usianya kini sudah beranjak 26 tahun namun dia belum mempunyai kekasih. Dia terlalu sibuk mengurusi proyek – proyek yang dia handle.
Kenzie pun terduduk di samping Kejora. “Mulai sekarang, kau panggil aku oppa. Jangan kau panggil aku dengan namaku lagi. Kau itu adikku sudah selayaknya kau bersikap lebih sopan dengan kakak kesayanganmu yang tampan ini“. Tukas Kenzie seraya menaikkan alisnya sebelah dan mengacak rambut hitam adiknya. Kenzie bekerja di perusahaan asing Korea yang berada di Indonesia sebagai Manager Pemasaran, dan hampir 3 bulan sekali dia harus pergi ke Korea untuk melakukan riset penjualan produk asli Indonesia. Walaupun bekerja di perusahaan asing namun produk yang di eksport adalaha produk asli Indonesia. Makanya dia sudah terbiasa berbicara dengan bahasa Korea, di kantornya pun dia terbiasa dengan hal itu karena orang Korea itu tidak lancar berbahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Sampai-sampai Ayah dan Ibu dia panggil eomma dan appa. Sungguh keterlaluan sekali dia sampai dia lupa dia berbicara dengan siapa dengan bahasa yang di pakai di kantornya.
“Aku tidak mau !!“ decak Kejora.
“Aigoo.. aku hanya ingin kau mengerti. Main set bahasa di otakku ini sudah Korea, karena hampir 12 jam lebih aku berinteraksi menggunakan bahasa itu. Rasanya akan sangat aneh sekali ketika aku harus mendengar kau memanggilku kakak“. Jelas Kenzie
“Tapi kita ini tinggal di Indonesia. Akan aneh jika kita berinteraksi seperti itu. Apalagi jika orang mendengarnya aku memanggilmu oppa, pasti mereka mengira aku ini cucumu. Hahaha“ ejek Kejora
Kenzie tersenyum lebar mendapati adiknya yang tidak pernah berubah, tetap menjadi anak yang riang dan lucu menggemaskan. Hubungan kami sangat dekat mungkin karena jarak di antara kami dekat. Bukan berarti kami sangat dekat kami tidak pernah berantem. Terkadang kami selalu beradu pendapat yang pada akhirnya ibu hanya bisa mengelus dada.

Kejora Room’s,  06.30
“Selamat pagi Kejora Lareina sayang...“ sapa Kenzie sambil menngecup kening adiknya.
Kejora terbangun dengan tercengang melihat ekspresi Kenzie yang membangunkannya dengan cara seperti itu.
“Aisshhh bisakah kau memperlakukanku seperti seorang wanita dewasa, tidak pantas lagi kau melakukan hal itu denganku sekarang, aku sudah 23 tahun dan aku bukan lagi adik kecilmu yang seenaknya kau kerjai, kau acak-acak rambutku, dan kau kecup keningku ketika membangunkanku. Bagaimana jika nanti kau sudah mempunyai istri dan anak kalau perlakuanmu seperti itu, apa kata mereka.“ cibir Kejora yang masih setengah sadar.
“Hahaha sampai kapan pun kau tetap menjadi adik kecilku. Ya kalau urusan itu nanti sajalah ku pikirkan lagi. Lagian sampai sekarang ini belum ada yang mau menjadi kekasihku“ tandas Kenzie.
“Kaunya saja yang terlalu nyaman dengan duniamu saat ini sehingga kau lupa akan tugasmu memberikan cucu untuk eomma dan appa”. Tanpa sadar Kejora juga melakukan hal yang sama dengan kakaknya.  Ini juga akibat dari Kejora menyukai film drama Korea yang saat ini sedang ngetrend di Indonesia. 
“Sudahlah, cepat kau mandi aku ingin mengajakmu jalan-jalan hari ini“. Kenzie menyeret adikknya itu untuk segera masuk ke kamar mandi.
Dengan tangkas Kejora segera meletakkan punggung tangannya di dahi Kenzie. Kenzie merasa aneh “Aigoo apa kau pikir aku sudah tidak waras hah... aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan dan hari ini aku sengaja mengambil cuti demi kau, kau malah mengejekku seperti itu, masa kau tak tau kalau kakakmu yang tampan ini sangat berbaik hati menyambut kedatanganmu dengan mengajakmu jalan-jalan“ dengan narsisnya Kenzie tersenyum manis.
“huuuuhh, syndrom percaya dirimu telah melampaui batas wajar“. Cibir Kejora
Kejora pun segera memasuki kamar mandi dan selagi Kejora mandi Kenzie juga bersiap-siap.

Dunia Fantasi 11.35
“Oppa, gomawo udah ngajak aku jalan-jalan, aku senang sekali, aku sangat rindu keramaian di Jakarta“Ucap Kejora dengan mata yang berbinar-binar tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.. Kenzie hanya membalasnya dengan senyuman.
“Kajja... kita naik yang itu“ tunjuk Kenzie menarik tangan Kejora untuk segera ke tempat yang Kenzie inginkan.
Sudah sejam lebih Kejora dan Kenzie bersenang-senang di pusat rekreasi yang berada di Jakarta Utara itu. Dan sepertinya perut mereka sudah tidak bisa di ajak bersenang-senang lagi, cacing-cacing piaran Kejora pun melonjak-lonjak bagian dalam perut Kejora.
“Oppa, aku lapar“ keluh Kejora dengan memasang muka polos. Polos yang tidak dibuat-buat memang seperti itu wajahnya ketika dia mengeluhkan sesuatu, walaupun begitu wajahnya tetap terlihat sangat cantik.
“Kajja, aku juga lapar“ Ucap Kenzie
Orang-orang di sekeliling mereka memandang aneh, matanya tersirat penuh pertanyaan. Apakah kami benar-benar orang asing ataukah antara cucu dan opanya. Kami pun menghiraukan semua mata yang tertuju pada kami. Memang terasa aneh jika berinteraksi seperti ini. Tapi sepertinya syndrom Kenzie sudah menjalar ke otak Kejora.
Setelah memesan makanan mereka mengobrol santai menceritakan tentang pengalaman mereka masing-masing ketika terpisah selama 5 tahun. Selama 5 tahun Kejora tidak pulang ke Indonesia karena aktivitas yang padat yang menuntut Kejora untuk tetap standby berada di sana. Dan Kejora hanya berkomunikasi dengan keluarganya maupun teman-temannya di Indonesia melalu ponsel dan media jejaring sosial. Dan tiba-tiba mata Kejora tertuju pada seorang namja yang sedang bergandengan dengan seorang yeoja cantik di sampingnya sedang berjalan ke salah satu permainan  
“Itu seperti Ka Bintang, tapi apa benar itu ka Bintang?“ Kejora menatap penuh tanya dalam hati. Lamunannya tersadar ketika makanan yang Kejora pesan sudah datang. Dengan lahapnya Kejora menyantap makanannya tersebut, menghiraukan apa yang barusan saja ia pikirkan. “Aku tidak mau acara ku hari ini bersama oppaku menjadi tidak menyenangkan, lebih baik lupakan sejenak pikiran-pikiran aneh yang melesat dalam benakku ini“.

To be continued.............


Tidak ada komentar:

Posting Komentar