NURFITRIA'S SITE: The Secret Of Love

Sabtu, 17 Oktober 2015

The Secret Of Love

Hei kenalin nama gw Sadira Nareswari biasanya dipanggil dira, cewe sederhana yang terlahir dari keluarga sederhana. Saat ini gw berumur 20 tahun, gw bekerja di sebuah perusahaan swasta dan kuliah di salah satu akademik swasta. Hari- hari gw cukup menyenangkan ya walaupun terkadang membosankan. Ada aja hal – hal baru yang harus gw hadapin salah satunya kisah percintaan gw. Mungkin lu semua nggak pernah menyangka kalau gw bisa memendam rasa hingga 5 tahun lamanya. Dengan seorang Pria yang menurut gw perfect baik karakternya maupun sifatnya. Gw juga pernah sesaat melabuhkan hati gw dengan seorang pria yang awalnya dia pdkt ama gw dan pada akhirnya dia malah mengungkapkan dia minta do’a dari gw karena sebentar lagi mau married. “OMG… lu kira gw godaan lu sebelum married apa??” pikir gw waktu itu. Berkat perjuangan RA Kartini, kini para wanita mendapatkan sebuah kado terindah yang disebut emansipasi wanita, yaitu derajat wanita sebanding dengan laki-laki. Bahkan para wanita sudah tidak malu lagi untuk menyatakan cintanya terlebih dahulu. Buat gw itu suatu hal yang tabu. Entah sampai saat ini penilaian gw terhadap pernyataan cinta itu rasanya seperti buku diary yang harus gw simpen sebaik – baiknya agar tidak ada seorang pun yang tau. Jangan kalian pikir dalam masa – masa itu gw ga pernah pacaran loh... Gw tetap pacaran tapi dengan hati yang tidak sepenuhnya. Belum ada lelaki yang bisa menggantikan posisinya di hati gw. Sampai pada suatu saat ada seseorang yang bisa menggantikannya dengan karakter yang berbeda, semuanya berawal dari media jejaring sosial.

Pertengahan Maret

Ada seseorang yang mengadd account facebook gw, namanya Ardio Adelio Kennard. Dia seorang mahasiswa dari salah satu Universitas ternama di Jakarta. Karena ada mutual friendnya tanpa pikir panjang gw confirm. Awalnya biasa saja ga ada komunikasi sama sekali sampai tiba saatnya bulan mei. Mungkin dia iseng – iseng kenalan pake cara colek – colekan salah satu fasilitas di facebook. Gw bales colekannya dia bales lagi. Dan gw putusin buat chat dia..

Light Star : Genit banget colak colek
Captain Venus : Hehehe, boleh kenalan kah? Gw Ardio.

Awal Juli

Seiring berjalannya waktu gw dan dia semakin dekat. Walaupun kita belum pernah bertemu rasanya nyaman ketika curhat dan bercanda. Hingga pada akhirnya dia memanggil gw dengan panggilan sayang. Rasanya aneh kenapa nih orang ya… abis kejedot apa?? Dengan polosnya gw tanya balik apa artinya…. Dia pun mengungkapkan rasa sayangnya ke gw. Awalnya gw cuma iseng aja bales panggilan – panggilan sayangnya ke gw  karena gw pikir toh belum pernah ketemu ini, entah ketemu atau nggak… lagian gw sendiri pun belum bisa move on karena di hati gw masih ada sesosok pria lain. Nggak ada salahnya kan punya pacar online ? Bisa ada yang meratiin, ya pokonya memberikan sedikit warna yang berbeda dalam hidup gw. Terutama ketika dia mengirimkan kata-kata atau pesan suara yang romantis. Entah berapa lama kejadian itu berlangsung dan hadirlah sedikit rasa yang nggak biasanya ketika dia nggak sms atau telepon seharian, bahkan ga ketemu sehari pun. Seperti ada yang kurang…

Akhir Juli

Keraguan gw mencuat seiring perhatiannya yang mulai berkurang. Dia hanya bisa mengungkapkan rasa sayang tanpa memberikan bukti nyata. Walaupun selama ini dia selalu mengirimkan kata-kata indah entah itu buatannya sendiri atau dari sepenggal lagu bahkan terkadang pesan suara dengan backsong lagu romance. Ya emang dasarnya berawal dari keisengan, rasanya seperti di tampar oleh tangan sendiri. Dan tepat di hari senin gw putusin untuk mengakhiri hubungan ini sebelum hati gw terpaut lebih dalam olehnya.

Selang beberapa jam, dia mengirimkan sebuah pesan suara yang membuat gw nangis bombay, mungkin karena gw udah ngerasa sayang sama dia dan nggak rela kalau ini harus cepat berakhir. Di pesan suara itu dia minta maaf karena dia hanya bisa mengungkapkan rasa sayangnya tanpa memberikan bukti nyata. Ada hal yang nggak bisa dia jelasin saat itu tapi intinya dia sayang banget sama gw dan dia pengen banget ngebahagiain gw.
Seperti tersambar petir, hati gw bergetar hebat dan air mata pun jatuh dari singgasananya. Malam selasa... malam yang kelam disertai hujan, gw pulang kerumah dengan linangan air mata yang tumpah dengan derasnya. ( Lebay banget yak, tapi itulah yang gw rasain saat itu ).

Selasa, Gw coba untuk bersikap profesional terhadap kerjaan gw walaupun sebenarnya di dalam pikiran gw selalu ada dia.. dia.. dan dia....

Drrrttt... drrttt.. drrrttt...
”Ra, gw mau ketemu lu malem ini bisa ?” sms dari salah satu teman kuliah gw.
”Harus malem ini? Ntar aja pas masuk kuliah.” kata gw karena kebetulan saat itu lagi liburan semester.
”Nggak bisa ra, besok gw udah mudik. Lu bisa kan?” Desak dia.
”Emang nggak bisa bilang lewat sms aja apa?” jawab gw.
”Nggak bisa ra.. gw harus ketemu lu..”
”Oklah... dimana?”
”Gw tunggu jam 19.00 di mall deket kampus”.
”Sipp”
Malam itu gw ngajak sahabat gw buat nemenin. Pas ketemu entah kenapa suasana jadi canggung.
”Lu udah lama nunggunya” Sapa ku mencairkan suasana.
”Belum ko...” jawabnya

Sambil melepas lelah dan makan camilan yang gw beli kita duduk – duduk. Dan disitulah dia nembak gw. Astagaaa... disaat seperti ini ada aja sih masalahnya. Yang kemarin belum kelar udah nambah lagi.  Mungkin bagi sebagian cewe – cewe lain di tembak cowo adalah hal yang biasa. Tapi buat gw itu nggak biasa karena gw harus menyakiti satu hati karena di hati gw masih ada sesosok pria lain, sama seperti sebelumnya rasanya berdosa banget kalau ada yang menyatakan perasaannya tapi gw nggak bisa ngebalesnya. Dengan perlahan gw kasih penjelasan ke dia kenapa gw nggak bisa menerimanya. Gw ceritain sebagian apa yang lagi gw alamin. Dan gw minta maaf atas keputusan gw saat itu. Untungnya dia bisa mengerti apa yang menjadi keputusan gw. Walaupun katanya dia masih siap menunggu. Gw diam seribu bahasa, entah apa yang harus gw katakan lagi setelah dia menceritakan setahun menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan cintanya ke gw. Gw berharap dia akan mendapatkan yang lebih baik dari gw.
Keesokan harinya....
Ddddrrtttt... ddrrrtttt...
Sebuah pesan suara masuk, dan ternyata itu sebuah lagu yang dikirimkan dio buat gw. Lagu yang isinya meyakinkan hati gw. ”Haaahhhhh >.<” rasanya gw pengen teriak... sebenernya maunya dia apa sih.. seenaknya narik ulur gw.. dikira gw layangan kali ya...
Merenung... merenung dan merenung, apa ini cara Tuhan menghadirkan cinta dalam hidup gw?? Cuma pertanyaan yang entah siapa yang bisa menjawabnya.
Dua hari berlalu, dio hubungi gw lagi, menanyakan bagaimana lagunya? Tanpa pikir panjang gw menanyakan apa maunya dia. Bagaimanapun gw sebagai cewe butuh kepastian, yang bukan hanya status belaka. Pada akhirnya kita berkomitmen untuk melanjutkan kisah kasih yang rajutannya belum selesai.

Agustus

Banyak rasa yang tak bisa terungkapkan. Membiarkan rasa ini mengalir seperti air. Seiring berjalannya waktu seolah semuanya semakin terasa manis. Walau banyak badai yang menghalangi cinta kami. Dari jarak dan waktu yang tak pernah berpihak kepada gw dan dio. Fansnya dio yang selalu saja ngebully gw. Sampai-sampai ada dio terjebak oleh wanita yang rela kehilangan harga dirinya demi dio menjadi miliknya. Gw cuma bisa pasrah saat itu dan beranggap kalau dio memang tercipta untuk gw, Allah akan melindunginya dari apa pun yang berniat mengotori cinta kami. Semua kejadian ini merupakan pengalaman yang baru dan berbeda. Uniknya seperti dalam film, mungkin ini skenario yang sudah tertuliskan. Tinggal bagaimana gw memainkan dan mengakhiri semua cerita ini agar happy ending. Itulah harapan gw.

Lebaran.. 08 Agustus. Suatu tanggal yang gw dan dio sepakati sebagai tanggal jadian kita untuk yang kedua kalinya. Kita berharap hubungan ini bisa seperti angka 8 yang nggak terputus. Sangat indah hubungan ini.. gw bersyukur banget bisa kenal dio. Begitu juga dio. Suka cita kita hadapin bersama.. namun pada akhirnya berakhir dengan canda dan tawa bersama.

September

Waktu pun semakin tak berpihak pada gw. Kesibukan kerja dan kuliah menerpa hingga tak ada lagi waktu untuk bertemu. Namun komunikasi masih tetap berlanjut. Hingga pada akhirnya, gw nggak dapet kabar dari dio. Satu hari... dua hari... tiga hari... gw nunggu kabar dio. Hpnya tidak bisa di hubungin. Hingga malam harinya teman kosannya menghubungi jika dio sakit dan sempat di rawat.

”Hallo.. Dira?”
”Iya ka.. ada apa?”
“Humm.. mau ngabarin kalau dio sakit. Dan dia nggak bisa hubungin kamu dulu saat ini. Kamu jangan kuatir ya.. nanti dio yang akan hubungin kamu duluan“. Jelasnya
“Maksud kk apa? Dio sakit apa ka? Kenapa aku harus nunggu dio yang hubungin duluan?“.
“Emangnya kamu nggak tau de? Dio nggak pernah cerita ke kamu?“
”Tau apa? Cerita apa?”
”Humm... mungkin lebih baik dia sendiri yang jujur ke kamu”.
”Ka.. please ceritain ke aku... sebenarnya ada apa?”
“Dio sudah setahun ini sakit kanker de… dan sekarang dio ada di Bali. Kemarin mamanya jemput supaya dio di rawat di sana aja. Dekat dengan keluarganya”.

Deeeeggggg…. Jantung ini berasa ingin berhenti.

”Kk harap kamu bisa nerima dia.. yang sabar ya de”

Tak bisa berkata apa-apa lagi.. Tuuutttttttt.. Tuuuttttt... Tuuutttt... Seketika percakapan itu berhenti.

Hampir seminggu menunggu kabar. Dan tiba-tiba Handphone pun berdering.

”Halo bhii.. apa kabar?”

Masih termangu apakah ini dio?

“Bhii.. bhii... ko nggak jawab?”
“Ah iya.. baik.. kamu apa kabar?”Seperti mendapat samberan tak kuasa menahan air mata ini.
”Bhii.. kamu kenapa?”
”Kamu yang kenapa.. kenapa nggak pernah cerita.. kenapa kamu selalu menunjukkan  kamu baik-baik aja?.. kenapa huh.. kenapa?”.Protes
”Heiii.. heii... hei.. pacar aku kenapa jadi melow gini sih..”
”Masih mau  ngalihin lagi kamu? Sekarang aku minta kamu jujur kamu kenapa?”
”Aku nggak apa-apa sayaaaanngg”. Menegaskan.
”Kamu bohong.. kamu bohongin aku kan? Aku cuma pengen kamu itu jujur. Apa susahnya sih?”. Kesal dira yang tak kuasa lagi menahan sesak di dadanya.
”Ok.. ok aku jujur.. tapi kamu janji jangan nangis kaya gini”.
”Humm..”
”Maaf karena kamu harus tau dari orang lain. Aku nggak bermaksud untuk ngeboongin kamu. Aku cuma pengen kamu sayang sama aku emang bener-bener tulus. Aku nggak mau di kasihani sama kamu bhii. Dari awal emang aku nggak mau ngasih tau kamu tentang kanker aku ini. Aku udah setahun sakit ini. Tapi semenjak kenal kamu, aku ngedapetin semangat hidup baru. Aku mau operasi, aku mau di kemo. Makanya aku nggak mau ngasih tau hal ini ke kamu. Maafin aku bhii”.

Sesak.. sakit.. entah apa yang membuat rasa sesak ini.

Oktober

Waktu terasa begitu lama untuk berputar. Menunggu akan adanya kabar baik yang menyapa. Namun hari demi hari semakin jarang kita berkomunikasi. Sms, Whatsapp, Line, Wechat, sampai pesan di Facebook semuanya tidak dibales. Bahkan ketika ingin meneleponnya handphonenya mati. Operasi, lalu koma. Entah berapa hari kau tertidur. Seminggu, dua minggu. Atau mungkin karena jadwal kemo yang terlalu menguras tenagamu. Entahlah semua itu terlalu sakit untuk ku pahami.

Sebuah lagu terdengar dari hpku...
Terlihat dalam layar ”My Bhie...”
Sontak langsung ku angkat.

”Hallo sayang.. maaf ya udah buat kamu khawatir. Aku udah baca semua pesan-pesan kamu. Mungkin mulai saat ini dan kedepannya kita bakal jarang komunikasi lagi. Atau mungkin tidak usah sama sekali. Merasakan sakit yang aku alami sudah membuat fisikku terluka. Aku nggak mau hatiku terluka mengingat kamu yang begitu kuatirnya sama aku. Seharusnya aku yang ngelindungin kamu. Bukan seperti ini. Aku cuma ingin kamu bahagia. Bahagialah dengan yang lain.. dan aku akan melihat  kebahagianmu dari atas sana. Aku akan menjadi pelangi ketika kau sedih, aku akan menjadi angin ketika kamu sendiri, dan aku akan menjadi bintang ketika kamu kesepian. Tunjuk bintang yang kamu sukai dan aku akan ada di sana merindukanmu.”

”hehehehe... (sambil mengusap air mata). Kamu apa-apaan si.. kenapa jadi puitis gitu. Kesurpan para pujangga ya??” tanyanya seolah tak menghiraukan.

”Aku kangeeeennn banget sama kamu bhii... rasanya pengen ada disamping kamu seperti aku masih di jakarta.”

”Aku juga...”Dira terisak-isak menahan sakit di kerongkongannya seolah kata-kata yang ingin disampaikan tertahan.

Nopember, Desember, Januari, Februari...............................
Tak terasa bulan dan tahun berganti secepat yang tak ku kira. Problematika yang berbeda mewarnai kehidupan. Dari dapat kabar baik dio akan di rawat di jakarta hingga akhirnya tidak jadi karena akan sulit nantinya jika mengganti dokter, Operasi transplatasi yang membahayakan, kemo yang tak kunjung membaik, dio putus asa sampai akhirnya dia menuduhku selingkuh dengan pria lain. Meyakinkannya, memberi semangat dan mendo’akannya hanya itu yang aku bisa.

05 Maret

Sepulang dari kantor tak kuasa ku menahan rasa bahagia. Dia datang ke jakarta hanya untuk bertemu denganku.
”Bhie, besok kan kamu ulang tahun.. apa harapan kamu?”
”Kamu mau aku seperti apa?”
”Kalo harapan aku sih cuma pengen kamu sembuh” Ucap Dira dengan tampang polosnya.
”Bhii.. bhii... kalau suatu saat nanti aku pergi. Kamu jangan sedih ya kalau perlu kamu cepet-cepet cari pengganti aku biar ada yang jagain kamu, dan nanti aku di atas sana akan selalu mendo’akan kamu, menghibur kamu, menjaga kamu. Aku akan minta sama Allah supaya kamu selalu dalam lindunganNya”. Jelas Dio
”Kamu ngomong apaan sih bhie... yang mengatur hidup matinya manusia kan Allah. Kita cuma bisa berusaha dan berdoa. Pokonya kamu harus rajin-rajin sholat, minta sama Allah supaya di sembuhkan”.
”Iya sayang... kamu emang selalu bikin aku tenang dan nyaman ada di samping kamu. Nggak peduli bagaimana aku.. Tapi kalau pun itu semua terjadi, ketika kamu sedih aku akan menjadi pelangi, ketika kamu kesepian lihatlah ke langit diatas sana aku akan menjadi bintang, dan di saat kamu kesepian rasakan kehadiranku sebagai angin yang menyejukkan. Semua ini harus kamu ingat ya sayang...”Ucap Dio yang membuat Dira tak kuat menahan air matanya.


06 Maret

”Happy Birthday My Bhie.. Happy For You My Bhie...” Dira bernyanyi dengan riangnya..

Kejutan dari Dira yang membuat Dio tercengang. Sebuah blackforest lengkap dengan lilin yang menyala serta gambar sketsa.


07 Maret

Kepulangan ke kotanya membuatku sedih. Akankan kami bisa bersama lagi.
”Bhii... jaga diri kamu baik-baik ya.. jangan lupa ibadahnya, jangan sampai sakit, jangan banyak pikiran.. oke (” Dio mengingatkan.
”Kamu juga ya bhie... jangan nakal-nakal disana.. harus nurut apa kata mama dan dokter kamu, jangan di tinggalin ibadahnya”. Ucap Dira tak mau kalah
”Oh iya.. jangan lupa ya cepet-cepet cari pengganti aku.. nanti kalo udah kamu kasih listnya biar nanti aku test dulu” Ucap Dio meledek.
”Aish.. nyebelin banget kamu... kemarin aja kamu marah-marah, cemburu nggak jelas nuduh aku selingkuh sama temen kamu.. eh sekarang malah suruh nyari lagi. Yakin.. kamu nggak cemburu? hahahha” Dira tak mau kalah meledek
”Ya.. asal jangan ama temen aku juga bhii... kamu tuh ya.. ngegemesin banget sih...”Seraya mencubit pipi Dira.
”udah ya.. nanti kalau udah nyampe aku kabarin kamu.. Love you..”
”Love you too bhie..”

09 Maret

Tidak ada firasat apa-apa namun hati ini seperti berhenti berdegub, serasa semuanya berhenti. Handphone pun berdering dan tertulis di layar mama Dio.
”Dira sayang.. maafin tante ya harus ngasih kabar ini ke kamu. Sayang, dio udah nggak ada. Dokter udah meriksa semuanya. Tante juga masih nggak percaya kenapa bisa secepat ini disaat seminggu kemarin Dio di kabarkan membaik”Ucap mama Dio sambil terisak-isak.
”Tan...te... ”Ucap Dira terbata-bata
”Maafin semua kesalahan Dio ya sayang.. Tante harap kita akan bisa terus berkomunikasi seperti ini”
”Iyaa tante.. maafin aku ya aku nggak bisa nganter Dio sampai ke tempat peristirahatannya”Jelas Dira seraya menangis.
”Udah ya sayang.. tante mau ngurusin Dio dulu. Tante harap kamu bisa selalu ngedo’ain Dio. Kamu udah tante anggap seperti anak sendiri. Tante sayang sama kamu”
”Iya tan.. tante jangan nangis terus ya.. kasian Dionya”. Sambil terisak-isak
”Iya sayang..”

Kabar dari mamanya Dio membuatku sakit. Entah rasa sakit apa ini. Bahkan untuk menelan air liur pun sulit. Seolah tak percaya apa yang barusan aku dengar.

Mungkin ini takdir Allah mempertemukan gw dengannya. Menjadi bagian akhir dari kisahnya. Menutup catatan kecil dalam skenario yang telah tercipta. Harapan demi harapan hanya sekedar harapan belaka. Tak ada yang tau kapan Allah akan menutup skenario hidup hambanya.

”Dio.. selamat jalan. Semoga kamu tenang disana. Kisah kita memang telah usai. Namun hidupku masih tetap berlanjut. Terima kasih udah mengajarkan aku arti sebuah pengorbanan, perjuangan hidup, semangat mu tak kan pernah pudar selagi kanker telah merenggut nyawamu. Tetaplah menjadi angin yang menyejukkan, pelangi yang indah, dan bintang yang bersinar, seperti yang kau janjikan”

Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Yang harus dilakukan sekarang adalah belajar untuk ikhlas.

~ THE END ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar